WEDDING PHOTOGRAPHY????

Artikel yang di mulai dengan kata tanya ini, berisi tentang pertanyaan-pertanyaan tentang weddng photography, yang memang salah satu bisnis yang mendatangkan uang paling banyak di dunia fotografi. Disini saya coba membahas beberapa pertanyaan-pertanyaan yang sering orang-orang tanyakan kepada saya selaku wedding photographer. Dan beberapa hal yang saya lihat sedang terjadi di kehidupan kita sehari-hari

HOW TO BEGIN?

“Gimana sih mulainya?” atau “Langkah awalnya bagaimana?” adalah pertanyaan-pertanyaan yang saya sering dapatkan. Buat saya, memulai wedding photography terbilang gampang-gampang susah. Dan portfolio adalah hal mutlak yang harus dimiliki saat akan memulai karier dalam wedding photography. Tantangannya ada dalam portfolio itu sendiri. Mengapa? Karena untuk membuat portfolio wedding photography, bukanlah suatu hal yang mudah. Apabila untuk portfolio pre-wedding kita dapat meminta bantuan teman atau keluarga untuk menjadi model portfolio, hal ini tidak dapat diaplikasikan dalam membuat portfolio wedding photography. Pernikahan adalah suatu event yang besar, dan tidak mungkin bagi kita untuk merekayasa event sebesar itu. Singkatnya, portfolio untuk wedding photography harus dari wedding betulan. Oleh karena itu, cara termudah untuk mendapatkan wedding portfolio adalah dengan meyakinkan keluarga dan teman-teman dekat, menawarkan diri sebagai fotografer dalam pernikahan mereka. Kemudian setelah dirasa portfolio yang dimiliki sudah cukup, bisa memulai dengan mengiklankan diri di media-media jejaring sosial, dari mulut ke mulut, dan apabila ada dana yang cukup bisa mulai untuk memasang iklan.

PIKIRKAN LEBIH SERIUS

Masing-masing orang tentunya memiliki style-nya sendiri. Begitu juga dengan masing-masing tim fotografi. Pikirkan lebih serius dalam perintisan wedding photography anda, mulai dari nama hingga style foto. Saran saya, jangan terpaku pada satu tim atau fotografer yang menurut anda bagus, kemudian meniru style mereka. Banyak melihat-lihat vendor fotografi yang ada, terutama yang sudah hi-end dari segi kualitas hasil foto dan reputasinya. Perhatikan tone fotonya, sudut pengambilan foto (angle), ide-ide dan kreativitasnya, ciri khasnya. Jadikan semuanya itu sebagai referensi, bukan untuk ditiru persis. Dan saran saya lagi, saat baru terjun dalam wedding photography, jangan terlalu terburu-buru mengatakan “Ini style gue nih” atau “Gue bingung karena gue suka style ini itu, jadi gue nggak tau style gue apa.” Style bukanlah sesuatu hal yang bisa diperoleh secara instan. Style akan muncul seiring dengan waktu dan perkembangan anda. Untuk anda yang masih bingung dengan style anda, saya lebih suka mengatakan bahwa anda belum menemukan ‘klik’nya. Terus banyak berlatih dan mencari referensi, perlahan-lahan akan menemukan ‘klik’nya.

KEMAMPUAN PRIBADI

Dari pengalaman-pengalaman saya sebagai fotografer, saya beberapa kali menemukan bahwa banyak fotografer yang belum menguasai penggunaan kameranya sendiri. Dan bagi saya, penguasaan kamera adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap fotografer. Kita boleh baru (newbie) sebagai pebisnis dalam bisnis wedding photography, tetapi jangan newbie sebagai pengguna kamera. Pernikahan adalah momen yang sangat berarti dan berlangsung sekali seumur hidup. Dan sangat disayangkan apabila kekurangan kemampuan kita dalam penggunaan kamera menghambat kita sendiri untuk cepat tanggap dalam menangkap momen-momen penting dalam pernikahan. Saya menyarankan untuk memperlancar dahulu penguasaan penggunaan kamera secara serius, mungkin bisa dilatih selama pembuatan portfolio. Apabila dibandingkan dengan pre-wedding, setiap adegan adalah pose-pose yang masih bisa kita ulang. Trial and error masih bisa diterapkan walaupun tentunya hal ini juga bukan menjadi suatu lowongan untuk salah berulang kali. Tetapi dalam pernikahan, situasinya sangat berbeda. Seorang fotografer dalam pernikahan harus bisa dikondisikan dalam situasi apapun, dan tidak boleh panik atau bingung terutama saat momen-momen yang penting sedang berlangsung. Selain tidak profesional, anda akan kehilangan banyak momen pernikahan yang tentunya bukan hal yang menyenangkan bagi klien. Ketika sudah serius menekuni wedding photography, anda deal dengan uang dan kepercayaan. Karena itu, wedding photography bukan untuk main-main. Lebih baik belajar dahulu dan tingkatkan kemampuan, kemudian baru terjun dalam dunia wedding photography.

TARIF/HARGA

Biasanya topik ini merupakan topik yang paling menarik untuk dibahas. Saya banyak mendengar kerap kali ada yang mengatakan “Zaman sekarang untuk pre-wedding Rp10.000.000,00 sudah murah ya sepertinya”, atau dengan nominal lain. Bagi saya, tidak ada harga pasaran yang standard untuk wedding (dan pre-wedding) photography. Harga ditentukan dari kualitas foto dan profesionalisme kita dalam bekerja, serta banyaknya pengalaman atau jam terbang dalam dunia wedding photography. Memasang harga tinggi tetapi kinerja tidak baik adalah cara yang sangat tidak tepat. Jadi dalam menentukan harga, coba tanyakan kepada teman-teman dan keluarga anda, bagaimana hasil foto anda, apakah pantas dengan harga yang anda inginkan, dan jangan lupa untuk membandingkan dengan foto-foto serta vendor-vendor lain yang bisa dilakukan dengan cara browsing, atau datang langsung ke pameran untuk melihat-lihat sehingga anda dapat terbantu saat akan mematok harga. Yang paling penting adalah memastikan bahwa kualitas foto anda worth it dengan harga yang anda tentukan.

UNTUNG? RUGI?

Dalam bidang jasa, anda tidak bisa berpatokan ingin memiliki keuntungan yang besar dan sebagainya. Tentunya setiap orang ingin terus mendapatkan keuntungan. Tetapi bagi saya secara pribadi, lebih baik mulai dari keuntungan yang cukup tapi kinerja anda baik dan bagus sehingga klien puas. Rekomendasi klien dalam bidang jasa khususnya dalam hal ini wedding photography, adalah sarana promo yang paling baik, karena publikasi dari mulut ke mulut berjalan dengan sangat cepat. Pada awal-awal usaha anda, tidak rugi selama setahun pertama sebagai seorang pebisnis yang baru adalah hal yang baik. Jangan jadi vendor yang kaku dan jangan terpaku pada untung yang besar. Saran saya, apabila masih bisa memberikan bonus atau negosiasi harga, berikan hal-hal tersebut kepada klien anda. Klien akan sangat senang dengan vendor yang fleksibel.

2 tanggapan untuk “WEDDING PHOTOGRAPHY????”

Tinggalkan komentar