Mungkin orang-orang sering bilang “Go big or go home”, namun menurut saya ini tidaklah terlalu benar dalam dunia aeromodelling. Dengan menggunakan drone berukulan kecil/kelas mainan terlebih dahulu, kamu dapat membiasakan diri dengan menerbangkan drone tanpa asistensi sensor-sensor canggih.
Selain itu, membeli drone kecil tentunya lebih murah daripada drone besar, kan? Dan juga drone kecil mampu terbang di dalam ruangan lebih baik daripada drone besar (dan hey, resiko kamu menghancurkan sesuatu lebih kecil daripada menerbangkan DJI Inspire di dapur kan?)
2 Terbangkan Dilapangan Luas
Ini mungkin sudah masuk ke common sense, namun bila kamu masih belum tahu maka ingat ini baik-baik: lebih baik terbang di lapangan bola daripada di kamar tidur kamu. Gampangnya begini, selain lebih banyak ruang gerak untuk kamu dan drone, kemungkinan untuk menabrakkan drone kamu ke benda-benda di sekitar lebih tipis.
Percaya deh, sebelum kamu ahli dalam memanuverkan drone, akan lebih baik jika kamu menerbangkannya di lapangan yang luas demi menjaga keselamatan drone milikmu.
3 Mintalah Bantuan Teman
Ada baiknya kamu juga membawa teman untuk dijadikan “spotter”, pasalnya ada kemungkinan besar kamu akan melamun atau terganggu konsentrasinya, sehingga drone jatuh. Worst case scenario, kamu tidak akan bisa menemukannya lagi.
Sehingga membawa teman sebagai spotter adalah ide yang bagus. Selain itu juga, kamu dapat mendapatkan dorongan mental dari mereka (atau justru penghancuran mental). Setidaknya ada teman yang dapat membantu kamu jika terjadi kesulitan.
Dalam pengalaman pribadi saya, ketika menerbangkan drone di kampus, tiba-tiba ada yang menepuk pundak saya menanyakan lokasi toilet dimana. Sepertiga detik konsentrasi saya hilang dan begitu pula drone saya. Itu kenapa membawa teman sebelum menerbangkannya sangatlah penting.
4 Bawa Peralatan Tambahan
Baterai, obeng, snack, minuman, tas drone, dan lainnya, pokoknya jangan sampai ketinggalan! Percaya deh, benda-benda essensial ini bisa saja kamu butuhkan di waktu yang tak terduga!
Apalagi baterai cadangan untuk drone kamu serta remotenya, ini akan menjadi sangat vital jika kamu berencana untuk terbang di waktu yang lama. Snack seperti snackbar, roti, minuman sereal, dan lainnya juga akan sangat membantu mu loh. Ingat, kamu tidak bisa konsentrasi jika kamu kelaparan dan kehausan.
5 Rilex Dan Konsentrasi
Ini adalah tahap paling penting, tidak ada artinya ketika kamu berusaha menerbangkan drone namun kamu sendiri tidak bisa konsentrasi dan merasa terlalu tegang.
Memang, jika kamu baru menerbangkan drone akan terasa tegang, namun ini tidak akan baik dalam waktu panjang karena kamu dapat dengan mudah kehilangan kendali dari drone-mu. Jika kamu dapat menerbangkan drone dengan rileks, maka kamu dapat konsentrasi dengan apa yang kamu lakukan. Jika kamu tidak rileks, maka kamu akan panik dan kehilangan kendali dengan mudah. Take it easy and smooth.
Fotografi mainan kini telah berkembang dan memiliki banyak cabang. Salah satu yang sedang populer di Jepang adalah Nuidori. Nuidori berasal dari kata Jepang nuigurumi yang berarti mainan yang berbentuk binatang hidup atau boneka dan tori yang berarti memotret. Dengan kata lain Nuidori adalah konsep memotret boneka sebagai karakter utama dalam sebuah cerita khusus. Ikuti tahap-tahapannya di bawah ini untuk dapat menghasilkan foto bertema fantasi yang menggemaskan:
Langkah 1: Taruh mainan dalam kondisi backlight untuk menonjolkan kesan fantasi
Setting kamera: FL:50mm/ f/2.8/ 1/500 sec/ EV+2/ ISO 200
Kondisi pemotretan: Luar ruangan, cerah, cahaya kuat/backlight
Untuk menciptakan foto yang bernuansa lembut, disarankan untuk memotret dalam kondisi backlight, di mana cahaya berada dalam posisi belakang mainan. Banyak yang beranggapan bila backlight adalah kondisi yang sulit untuk memotret karena subjek terlihat gelap di dalam foto. Akan tetapi masalah ini bisa diakali dengan menggunakan exposure compensation positif untuk menangkap gambar yang mana kontur subjek akan tetap terkena cahaya. Perlu diperhatikan bila jumlah angka positifnya tergantung banyak sedikitnya cahaya yang ada di situ.
Bagaimana menggunakan exposure compensation:
Tekan tombol INFO untuk menunjukkan layar fungsi dan pilih AEB.
Ubah dial exposure compensation untuk mengatur nilai.
Langkah 2: Fokuskan pada mata dan kaburkan background untuk membuat mainannya tampak kuat
FL: 50mm/ f/1.8/ 1/50 sec/ EV+1/ ISO 200
Kondisi pemotretan: Di dalam ruangan, cerah, kondisi cahaya lembut dan jatuh miring
Mengaburkan daerah di luar titik fokus memberikan penggambaran yang lebih lembut tentang situasi yang ditangkap. Cobalah untuk fokus ke mata subjek demi menghasilkan foto yang impresif. Untuk menciptakan efek bokeh yang besar, atur bilangan f ke yang paling kecil dan dekatlah ke subjek utama.
Bagaimana mengubah bilangan f:
Tekan tombol INFO untuk masuk ke layar fungsi. Pilih f.
Putar atau tekan untuk mengatur nomor f.
Tips: Faktor-faktor yang mempengaruhi bokeh
Kalian dapat mengatur beberapa faktor ini untuk membedakan efek bokeh di latar belakang
– jarak fokal lensa
– bilangan f
– jarak di antara kamera dan mainan
– jarak di antara mainan dan background
Jika kalian ingin meningkatkan efek bokeh atau menciptakan ambiens yang terlihat lebih lembut, cobalah untuk menggunakan lensa dengan jarak fokal yang panjang (telephoto), dengan bilangan f paling kecil, mengurangi jarak di antara kamera dan mainan dan meningkatkan jarak diantara mainan dan latar belakang.
Sebaliknya, jika kalian ingin memperkecil efek bokeh dan mempertajam latar belakang, atur f menjadi bilangan besar, gunakan lensa yang lebih lebar dan jarak fokal yang pendek. Tingkatkan jarak di antara kamera dan mainan dan kurang jarak di antara mainan dengan latar belakang.
Sebagai seorang fotografer, saya tidak pernah benar-benar merencanakan terlalu banyak. Saya melihat apa yang akan saya potret dan pikirkan gambar yang terlihat keren. Kemudian saya mencoba sebaik mungkin untuk mencocokkan apa yang saya lihat di kepala saya melalui fotografi dan terkadang pascaproduksi.
Pemotretan ini terjadi di California pada tahun 2015 tak lama setelah Blizzcon. Teman baik saya, Lyz Brickley, menyelesaikan kostum Nova Terra yang luar biasa dari Starcraft (pakaiannya didasarkan pada penampilan Heroes of the Storm). Dia memiliki pistol yang dibuat secara profesional oleh temannya Jordan di Henchmen Props.
Saya tidak sabar untuk menembaknya. Lyz memiliki latar belakang sebagai model yang sangat berpengalaman. Yang berarti dia benar-benar luar biasa dalam mengikuti petunjuk dan memahami visi kreatif apa pun yang saya miliki untuk pemotretan kami. Jadi saya punya ide untuk pergi ke padang pasir di California untuk pemotretan karena saya pikir warna kuning akan sangat kontras dengan nada biru yang kasar dari karakternya.
Apa yang biasanya saya lakukan sebelum saya melakukan pose gila adalah hal yang lebih biasa. Seperti gambar yang sudah selesai ini di sini:
Untuk foto kreatif, saya menginginkannya dengan lampu latar karena itu sering menjadi gaya dalam fotografi ketika saya ingin membuat gambar dramatis. Saya tidak menggunakan flash atau reflektor eksternal apa pun.
Saya juga tahu saya ingin kotoran beterbangan dan bahwa saya menginginkannya dalam pose yang mustahil. Jadi saya meminta suaminya untuk mengisi kursi dengan lengan kursi, sekop, dan mangkuk. 2 item terakhir adalah untuk menciptakan efek praktis yang saya inginkan untuk menembak diri sendiri. Itu selalu terbaik jika Anda melakukannya dengan cara itu karena pencahayaan akan cocok dengan pemandangan saat Anda menggabungkannya.
Akhirnya, saya ingin dia mengudara entah bagaimana tetapi saya tidak bisa membuatnya terlihat alami. Sebagian besar dengan hal-hal ini, ada banyak trial and error. Penting bahwa orang yang bekerja dengan Anda memahami ini sebelumnya.
Akhirnya, suaminya Sean sudah tahu apa yang bisa dilakukan oleh pos itu sehingga dia menunjukkan kepada kita.
Saya ingin menembakkan efek kotoran praktis di tempat kejadian juga. Jadi aku punya bantuan Sean untuk terus melempari sekelompok pasir ke dalam bingkai saat aku menangkapnya mendarat di tanah. Saya tidak berakhir menggunakan mangkuk (tetapi saya meninggalkannya di dalam bingkai karena saya malas dan tahu itu akan sangat mudah diedit).
Saya tidak menggunakan tripod untuk pemotretan karena mencocokkan lapisan adalah tugas yang sangat mudah. Saya memotret dengan lensa Canon 6D dan 50mm f / 1.4 tanpa lampu atau reflektor apa pun.
Sean berdiri di belakang Lyz untuk mendukungnya dan melemparkan rambutnya keatas selama foto. Segera setelah saya mendapatkan bidikan, saya tahu saya memilikinya dan syuting itu cukup membungkus.
Berikut adalah langkah-langkah yang saya lalui selama pemrosesan pasca:
1 Buka kedua foto. Satu dengan subjek Anda dan satu lagi dengan latar belakang kosong.Sejajarkan mereka dengan sempurna menggunakan alat transformasi sementara satu lapisan diatur ke perbedaan.
2 Setelah selaras mask layer kosong (satu tanpa orang) dengan sikat kecil yang lembut. Pastikan tepian Anda sempurna.
3 Hilangkan rambut yang tersesat, bersihkan latar belakang dan lakukan retouching kulit Anda jika perlu. Dalam gambar ini, saya juga harus memperbaiki bagian-bagian kostum yang rusak. Lihat strap-on paha dan baju besi di dekat sepatu.
4Dodge / burn untuk membuat bayangan dan cahaya jika diperlukan.
5 Masker di gambar debu. Haluskan mereka sampai terlihat benar.
6 Tambahkan efek apa pun yang Anda rasakan hilang. Di sini saya merasa gambar tampak aneh tanpa tembakan senjata jadi saya menambahkan ledakan dari pistol dan saya menyalakan bagian-bagian yang bercahaya di kostum lebih.
7 Penilaian warna akhir. Saya melakukan ini dengan membuat beberapa kurva penyesuaian lapisan dan masking mereka.
Histogram yang ada di dalam Kamera merupakan tool yang paling berguna untuk membantu menentukan exposure yang diinginkan dan tepat. Histogram sendiri berupa grafik yang menggambarkan Range dari Tone suatu Objek, mulai dari Putih sampai Hitam dengan Midtone di tengah-tengah (18% gelap atau Abu abu). Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah komposisi shadow, terang gelapnya objek sudah pas atau belum tergantung objek apa yang kita foto dan nuansa yang mau ditimbulkan.
Jika kita melihat hasil gambar di Layar LCD maka exposure yang dihasilkan mungkin tidak akan akurat. Histogram akan membantu untuk menilai apakah exposure nya sudah sesuai keinginan kita atau Belum.
Histogram terdiri dari 3 element:
Shadow tergambar dari histogram paling kiri menunjukkan frekuensi sisi gelap dari suatu gambar
Midtone berada di tengah grafik (18% hitam/abu-abu)
Highlights berada di paling kanan menunjukkan tingkat keterangan suatu gambar.
Banyak yang mengatakan histogram yang sempurna terlihat dari grafik dimana grafiknya naik dari kiri (Shadow) ke puncaknya di tengah-tengah (midtone) kemudian menurun dan gambar akan mendapatkan Full Range tone tanpa kehilangan shadow dan highlight (seperti gambar gunung).
Histogram bisa menunjukkan contrast:
Namun ini sangat tergantung pada keadaan, nuansa, atau objek yang difoto. tidak selalu histogram seperti gunung menunjukkan hasil gambarnya paling baik.
Contoh dibawah adalah Teknik Exposure Low Key dan High Key. Jika dilihat Histogram lebih condong ke Kiri (Low Key) karena banyak untur hitamnya atau Histogram lebih condong ke Kanan (High Key) karean dominan warna putihnya.
HDR adalah kemampuan menangkap gambar dengan Spektrum Luminance yang lebar. Luminance sendiri adalah terang gelapnya suatu keadaan. Contoh jika keadaan sangat cerah maka gambar yang ditangkap oleh kamera akan kehilangan detail-detail dari objek seperti shadow dsb. Begitupun jika keadaan sangat gelap. HDR mencoba menagkap seluruh Spektrum ini agar gambar tampak terang tanpa kehilangan detail detail gradasi, Luminance dan shadow-nya.
HDR merupakan Teknik Fotografi yang cukup sulit, namun dengan bantuan Photoshop semuanya menjadi lebih mudah. Berikut cara menghasilkan gambar HDR.
Untuk menghasilkan gambar HDR setidak-tidaknya ada 3 gambar yang harus diambil (lebih dari 3 akan lebih baik). Satu gambar untuk highlight, satu untuk midtones dan satu lagi untuk shadow. Cara nya dengan mengatur Exposure kompensasi berbeda -2, 0, +2. Jangan lupa menggunakan tripod agar 3 gambar yang diambil indentik hanya perbedaan exposure saja. Jika menggunakan RAW format akan lebih baik lagi untuk pengaturan tingkat lanjutan.
Setelah 3 gambar diambil. Buka Photoshop dan pilih File > Automate > Merge to HDR. Kemudian click browse dan pilih tiga gambar yang sudah difoto. Jika pada saat pengambilan 3 gambar tidak menggunakan Tripod, untuk menyamakan ketiga gambar tersebut bisa menggunakan Automatic tapi sebaiknya tetap menggunakan tripod untuk hasil yang luar biasa.
Setelah click Ok akan muncul window baru dengan ditampilkannya 3 image yang berbeda exposure dan satu image hasil penggabungan oleh Photoshop. Bit Depth dipilih 32 bit dan atur White Point ke nilai yang sesuai dengan selera Anda. Selesai click Ok
Akan muncul HDR Conversion dan pilih Local Adaptation
Di Local Adaptation atur garis Curve untuk menghasilkan Shadow yang lebih dramatis. Dicoba-coba saja untuk menghasilkan foto yang diinginkan. Berikut Hasil HDR yang dibuat dengan minimal 3 gambar.
Kalau di dunia Property yang paling penting adalah Location, Location, and Location di fotografi yang paling penting adalah Composition, Composition, and Composition. Salah satu pengaturan Composition adalah melakukan cropping dari suatu gambar agar tampak artistik di bingkai kamera. Dalam Mengambil foto portrait tantangan terberat adalah menciptakan composition dengan menentukan perpotongan sehingga gambar yang dihasilkan tidak aneh.
Berikut panduan untuk menentukan bagian-bagian yang boleh di crop dan yang tidak boleh di crop dari digitalcameraworld.com.
Perpotongan yang ditandai garis hijau boleh dilakukan yang garis merah jangan dilakukan.
Sebagai gambaran agar lebih mudah mengingat, jangan melakukan perpotongan di bagian persendian. Jika gambar Anda tidak mau kelihatan aneh. Setelah ini coba saja perhatikan gambar-gambar model yang difoto, adakah mengikuti kaidah diatas???
Fotografi saat ini sudah merajai Media baik cetak maupun online. Banyak orang berbagi karya foto mereka melalui media online. Namun terkadang kita tidak merasa puas dengan hasil foto yang kita hasilkan dan selalu membandingkan dengan hasil orang lain, tidak jarang kita menyalahkan Kamera atau peralatan foto kita tidak sebaik orang lain.
Ikuti 10 tips menarik ini tanpa mengeluarkan dana besar untuk menghasilkan foto yang jauh lebih baik. Berbagilah juga pengalaman Anda yang sangat bermanfaat bagi kami dengan memberikan komentar di bawah.
Tips 1 . Kuasai Dasar Komposisi.
Inti dari sebuah foto adalah komposisi yang membuat foto Anda tampak artistik dan dramatis atau hanya gambar biasa saja. Komposisi sendiri adalah penempatan elemen utama object yang diambil pada bingkai foto Anda. Beda Penempatan posisi akan menghasilkan RASA gambar yang berbeda pula. Aturan praktis yang harus diingat adalah Rule of Thirds . Pada dasarnya Anda bagi bingkai foto Anda menjadi sembilan kotak dengan ukuran kira-kira sama . Jangan tempatkan object di tengah-tengah bingkat yang akan membuat foto Anda jadi membosakan karena berada di pusat mati .
Tips 2 . Sesuaikan Eksposur .
Selama Anda tidak memotret dalam mode manual penuh , kamera digital Anda akan membuat keputusan untuk menentukan eksposur dari foto. Namun jika Anda menggunakan mode manual, perhatikan light meter Anda untuk menghasilkan gambar yang Pas.
Tips 3 . Pilih Mode yang tepat.
Kamera Anda mungkin memiliki sejumlah mode pengambilan gambar, mulai dari operasi sepenuhnya otomatis sampai scene mode yang sangat spesifik.
Beberapa Mode yang paling sering digunakan :
1.Mode Automatis: kita serahkan semua pada kamera melakukan kalkulasi untuk menghasilkan gambar yang pas.
(+) Simple, Exposure pas, speed diatur otomatis sehingga gambar tidak blur akibat pergerakan badan fotografer pada saat mengambil gambar.
(-) Kamera akan mengkompensasi speed dengan menaikkan ISO sehingga gambar akan menjadi kurang Tajam dan muncul Noise apabila mengambil gambar di tempat yang kurang cahaya.
2. Mode Aparture Priority (A): Mode yang paling sering digunakan selain mode manual. Bukaan diaframa diatur manual dan kamera tinggal mengatur Speed. ISO dalam hal ini tidak akan dirubah oleh Kamera. Untuk efek Bokeh mode ini wajib digunakan selain mode manual. Prinsipnya mode ini digunakan ketika kita mau mengatur kedalaman gambar (Depth of Field) (+) Efek kedalaman bisa diatur Maksimal untuk menghasilkan gambar yang dramatis
3. Mode Shutter Speed Priority (S): Speed diatur manual dan kamera secara otomatis mengatur Aparture agar exposure nya pas. Prinsipnya mode ini digunakan untuk mengambil foto dari objek yang bergerak. Apakah mau men-Stop-kan objek yg bergerak cepat (Freeze) atau menciptakan efek motion.
4. Mode Program (P): Kamera mengatur Speed dan Aparture disesuaikan dengan ISO yang sudah diset .
(+) Gambar yang dihasilkan bebas noise karena ISO diatur manual (kecuali sengaja menggunakan ISO besar), Mudah pengoprasiaanya.
(-) Kehilangan control untuk Depth of Field sehingga hasil efek BOKEH kurang dramatis
5. Mode Manual (M) : Mode ini memungkinkan baik ISO, Aparture, dan Shutter diatur secara manual untuk mengambil gambar yang tidak mungkin diambil dari salah satu mode diatas.
(+) Flexible dalam pengaturan
(-) Harus selalu awas dan merubah pengaturan untuk menghasilkan exposure yang tepat.
Tips 5. Pikirkan Tentang Pencahayaan.
Perhatikan seberapa terang cahaya disekeliling, darimana asal cahaya yang datang, dan apa karakteristik dari sumber cahaya tersebut. Jangan mengambil objek yang membelakangi cahaya kecuali ingin menghasilkan gambar silhouette. Jika keadaan sekeliling gelap dan butuh speed lambat, pertimbangkan penggunaan Tripod atau Monopod.
Tips 6. Menggunakan Flash dengan Benar.
Banyak hasil foto yang diambil berantakan karena penggunaan flash yang terlalu dekat dengan subjek. Jika teman-teman Anda dan keluarga terlihat seperti Casper ketika Anda memotret mereka, kemungkinan bahwa Anda terlalu dekat ketika memotret Anda. Manfaatkan dinding Putih atau langit-langit dengan mengarahkan Flash kesitu dan dinding atau langit-langit akan memantulkan cahaya rata seolah olah dinding atau langit sebagai sumber cahaya besar.
7 . Tambahkan Flash Diffuser. Jika hasil foto tampak Pucat dan Background menjadi gelap coba gunakan Flash Diffuser untuk mendapatkan gambar pencahayaan objek yang rata dan background terang.
8 . Gunakan Tripod dan Monopod
Untuk mendapatkan gambar yang sempurna kadang perlu tripod yang memungkinkan Anda untuk mengatur framing dan mengurangi efek getar dari yang mengambil gambar atau pada saat menekan shutter release. Monopod juga sangat berguna pada saat melakukan foto Macro.
Monopod sangat berguna pada saat melakukan Penning untuk mengambil gambar bergerak.
Tips 9 . Jadilah Selektif .
Dari ratusan atau ribuan foto yang diambil coba lihat satu-persatu dan pilihlah foto yang paling artistik. Sudah menjadi hal yang lumrah bahwa dari ratusan foto hanya ada satu atau dua foto yang benar benar artistik, bahkan yang diambil oleh fotografer yang berpengalaman sekalipun. Anda harus meluangkan waktu untuk pemilihan ini
Tips 10 . Lakukan Post-Processing .
Untuk memaksimalkan gambar yang diambil perlu melakukan Post Processing dengan menggunakan Software Photo seperti Adobe Photoshop. Jangan takut ber eksplorasi. Hampir semua gambar yang diprint di Majalah-majalah terkenal yang diambil oleh fotografer terkenal sudah melewati Post Processing. Dengan Applikasi Photo Editing kita bisa melakukan Croping yang dapat membantu mengatur Komposisi gambar, efek sharping bisa mempertajam gambar awal, dam efek blur bisa membuat kesan Miniatur.
Selamat Mencoba dan teruslah mengeksplorasi kemampuan peralatan Anda.
Saat ini kamera dibuat semudah mungkin dengan fasilitas Auto. Namun ada keterbatasan dengan menggunakan Auto. Tidak semua moment artistik bisa diabadikan dengan mode AUTO. Perlu untuk mengatur ISO, Aperture, dan Speed. Artikel ini akan membahas mengenai penggunaan Speed untuk mengambil gambar sehari-hari .
Shutter Speed dan Penggunaan Praktis
Situation
Setting
Speed
Humming Bird terbang di dekat bunga, Sayap tidak mau Blur
Very fast shutter speed
2000 to 4000
Orang Bermain Sepak bola, Hasil gambar pemain tajam
Fast shutter speed
500 to 1000
Foto hewan peliharaan yang lagi duduk diam
Moderate shutter speed
125 to 500
Foto Bianglala namun kelihatan Blur
Slow shutter speed and tripod
8 to 60
Foto pemandangan Gedung pada malam hari
Very slow shutter speed and tripod
8″ to 30″
Untuk Foto Air Terjun dengan efek kapas harus menggunakan slow speed dan biasanya hasil gambar akan Over (kelebihan Cahaya) dan untuk mengkompensasinya bisa menggunakan Filter Natural Density (ND).
Sebagai pedoman agar gambar yang dihasilkan tidak kabur, jika menggunakan kamera FullFrame dengan lensa 100mm harus menggunakan 1/100 atau lebih cepat. Jika menggunakan lensa 100mm pada kamera APS-C dengan cropping factor 1.5 shutter yang harus digunakkan adalah 1/(100*1.5) = 1/150 atau lebih cepat.
Selain mengatur shutter speed agar gambar tidak blur bisa menggunakan Tripod, Image Stabilizer, atau cable release. Jika menggunakan image stabilizer biasanya speed bisa diturunkan 2-4 Stop dari Pedoman diatas.
Flash jaman dulu dibuat untuk penggunaan manual. Fotografer harus menghitung bukaan diafragma berdasarkan Guide Number (GN) flash dan jarak objek ke kamera. Sebagai Rumusan:
Aperture = GN / Jarak Objek
Sebagai perhitungan sederhana dengan ISO 100 jika Flash memiliki GN 40 dan objek berjarak 2 Meter. kita Tinggal bagi 40/2= 20 dimana diafragma yang mendekati 20 adalah 22 sehingga kita atur diafragma ke 22.
Kemudian muncul Flash automatis dimana Flash memiliki sensor untuk menentukan berapa besar Buangan yang harus dilakukan berdasarkan tingkat intensitas cahaya rata-rata di sekitar Flash. Flash jenis ini memiliki kelemahan karena tidak bisa berkomunikasi dengan Body Kamera berapa bukaan diafragma, speed, atau iso yang digunakan yang mengakibatkan Light Matering di Body kamera tidak berfungsi.
Saat ini munculah Flash jenis TTL (Through-The-Lens), dimana Flash berkomunikasi dengan body kamera mengenai berapa besar power yang harus dilepas ketika memotret objek. Ada Dua metode yang dilakukan pada TTL, yang pertama ketika cahaya masuk ke lensa sensor akan mengkalkulasi berapa besar power yang dibutuhkan dengan mengkalkulasi bukaa, speed dan ISO kamera atau sering dikenal dengan Advanced TTL (A-TTL). Cara kedua Flash menembakkan Pre-flash untuk test kebutuhan cahayanya yang kemudian dikalkulasi ulang untuk kebutuhan Power yang sesungguhnya. Jika Anda sering melihat ketika kamera melakukan pengambilan gambar kemudian Flash menembakkan beberapa kali Flash sebelum memotret, itu adalah metode kedua yang digunakan yang dikenal dengan Evaluate TTL (E-TTL) dan digunakan pada Canon.
Menghasilkan Karya Fotografi spektakuler adalah masalah berapa besar kualitas dan kuantitas cahaya yang diperoleh oleh Sensor Kamera dan ini dikenal dengan istilah EXPOSURE. Jadi Fondasi Paling Dasar dan yang paling penting dalam fotografi adalah mengenai Exposure.
Apakah Anda ingin membuat gambar bergerak menjadi diam, mempertajam object dan mengaburkan background (bokeh), membuat lampu-lampu kota malam lebih nyata, dan karya-karya foto lainnya, kesemuanya adalah merupakan hasil dari pengolahan Exposure.
Ibarat kita memasak Steak dengan kematangan yang pas, kita perlu mengatur pemanggang bahan apa yang digunakan, besarnya api, dan lamanya pemanganan. Dalam fotografi kita kenal ada 3 elemen penting (EXPOSURE TRIANGLE): ISO, APERTURE dan SHUTTER SPEED
APERTURE
Merupakan bagian kamera yang mengontrol bukaan lensa untuk mengatur berapa banyak cahaya yang masuk mengenai sensor kamera. Angka besar menunjukkan Bukaan lensa yang kecil dan sebaliknya. Jika Anda ingin mengambil objek dimalam hari dengan pencahayaan yang rendah maka diperlukan bukaan yang lebih besar dan sebaliknya
Dengan bukaan semakin besar dan jarak objek yang lebih dekat dan dengan jarak background lebih jauh akan menimbulkan Efek BOKEH, pada bagian objek akan focus dan pada bagian background akan blur.
SHUTTER SPEED
Shutter di dalam kamera adalah seberapa lama cahaya bisa masuk lewat jendela cahaya. Pengguna kamera tinggal menentukan berapa lama Sensor kamera menerima cahaya dari lensa dengan mengatur shutter speed. Fokus penggunaan Shutter Speed adalah pada objek yang bergerak.
Shutter Speed
Typical Examples
1 – 30+ detik
Terutama untuk Foto Malam dan Foto Low Light
2 – 1/2 detik
Foto air sehingga berkesan seperti kapas Foto Pemandangan dengan Tripord
1/2 to 1/30 detik
Membentuk motion Blur.
1/50 – 1/100 detik
Foto Normal tanpa perlu stabilisasi.
1/250 – 1/500 detik
Foto Object bergerak
1/1000 – 1/4000 detik
Foto Object yg bergerak cepat. Foto Bergerak CloseUp
Jika gambar bergerak difoto dengan kecepatan tinggi maka akan menghasilkan gambar seperti gambar Diam dan efek Blur menjadi semakin kecil. Jika ingin mengambil efek light art gunakan low speed shutter agar kesan moving nya ditangkap oleh sensor camera.
ISO
ISO berfungsi untuk menentukan sensitifitas SENSOR kamera terhadap cahaya. Angka kecil menunjukkan sensor tidak sensitif terhadap cahaya (membutuhkan cahaya yang banyak baru bisa menghasilkan gambar yang terang), sedangkan angka yang besar menunjukkan sensor lebih sensitif terhadap cahaya (sedikit cahaya sudah bisa menghasilkan gambar yang terang). Efek samping dari peningkatan iso memunculkan noise, semakin tinggi iso dinaikan semakin banyak muncul noise.
ISO yang besar dapat digunakan ketika keadaan ruang cukup gelap dimana jika aperture sudah dibuka Besar namun Exposure masih under (gelap), karena bila menggunakan speed yang lambat sebagai compensasi maka akan menghasilkan getaran pada saat mengambil gambar.
Semakin kecil ISO hasil gambar akan bersih atau bebas noise namun perlu menggunakan bukaan yang lebih besar dan speed yang lebih lambat.
Kombinasi Aperture dan Shutter speed di bawah akan meghasilkan Exposure yang sama
Aperture Setting
Relative Light
Example Shutter Speed
f/22
1X
16 detik
f/16
2X
8 detik
f/11
4X
4 detik
f/8.0
8X
2 detik
f/5.6
16X
1 detik
f/4.0
32X
1/2 detik
f/2.8
64X
1/4 detik
f/2.0
128X
1/8 detik
f/1.4
256X
1/15 detik
Perlu diingat bahwa untuk menghasilkan gambar yang sempurna kita harus mengatur EXPOSURE dengan mentukan ISO, APERTURE, dan SHUTTER SPEED yang tepat. Jika akan mengambil gambar yang bergerak cepat maka SHUTTER SPEED yang menjadi prioritas dan harus dikompensasi dengan APERTURE serta ISO. Jika anda ingin menghasilkan gambar Bokeh maka APERTURE menjadi prioritas dan kompensasi di SHUTTER SPEED serta ISO. Tentukan dulu Prioritas dan tinggal mengkompensasinya agar EXPOSURE nya sempurna yang terlihat di Indicator MATERING yang akan dijelaskan lebih lanjut.