Tips Memegang Kamera Dengan Benar

Posisi memegang kamera sangat menentukan hasil photo yang dihasilkan, berikut beberapa tips memegang kamera dengan benar

handling

¢   Untuk menghindari shaking atau goyangan dengan:

—  Dengan shutter speed (shutter speed = focal length * 1.25 cth focal length 100 menggunakan speed 1/125)

—  Menggunakan lensa anti shake (nikon = VR, Canon = IS, tamron VC)

—  Menggunakan tripod

—  Posisi memegang kamera

¢  Teknik Pemegangan Kamera dan Posisi Badan

—  1. Gunakan tangan kiri sebagai tumpuan kamera dengan berada diantara body dan lensa

handling1

—  2. Tangan kiri juga berfungsi untuk mengatur focal length, aperture (untuk lensa lama), dan focus

handling2

—  3. Setelah merasa tangan kiri merasa pas, tangan kanan berfungsi untuk menekan shutter, pengaturan speed, aparatur dan tombol lainnya serta untuk orientasi kamera(portrait atau landscape)

handling3

— 4.  Gunakan view finder untuk lebih stabil dengan memiringkan kepala dan kening menempel pada kamera.

handling4

—  5. Tekan kedua siku dengan erat sehingga fondasi badan lebih stabil dan tahan napas untuk speed yang lambat

handling5

—  6. Ketika menggunakan lensa panjang posisi tangan kanan dan badan tetap sama. Hanya tangan kiri berada pada posisi titik gravitasi kamera

handling6

—  7. Posisi kaki agak terbuka dengan satu kaki berada lebih di depan. Dengan demikian badan bisa bergerak kesegala arah dengan stabil.

handling7

—  8. Pada pemotretan speed lambat usahakan tahan napas dan menumpu pada benda lain (dinding atau tumpuan lain yang stabil).

handling8

New Nikon Df Retro Style. Layak-kah dimiliki?

Nikon Df Silver & Black
Nikon Df Silver & Black

Seperti tidak mau ketinggalan dengan Fuji yang mengeluarkan kamera-kamera Retro, Nikon pada bulan November lalu akhirnya meluncurkan Kamera DSLR Fullframe bergaya Retro Nikon Df dengan pilihan Warna Hitam dan Silver.

Specification

Body type Mid-size SLR
Body material Polycarbonate dan Magnesium alloy
Efective Pixel 16 megapixels
Sensor Full frame (36 x 23.9 mm) CMOS
Processor Expeed 3
ISO Auto 100-12800. Di Maksimalkan 50-204.800
Image Stabilization No
File Format JPEG (EXIF 2.3), RAW (NEF), TIFF
Auto Focus Contrast Detect (sensor), Phase Detect, Multi-area, Center, Selective single-point, Tracking, Single, Continuous, Face Detection, Live View
Number of focus points 39
Lens mount Nikon F mount
Continuous Shooting 5.5 fps
Articulated LCD Fixed
Screen Size, Tipe 3.2” , TFT-LCD 921K. No Touch Screen
Minimum Shutter Speed 30 Sec
Maximum Shutter Speed 1/4000 sec
Exposure modes Program Auto, Shutter Priority, Aperture Priority, Manual
Videography Feature No Movie
Storage types SD/SDHC/SDXC card
USB USB 2.0 (480 Mbit/sec)
HDMI Yes (mini-HDMI)
Wireless notes via WU-1a wireless mobile adapter
Remote control Yes (Cable release, wireless remote)
Environmentally sealed Yes
Battery EN-EL14/EN-EL14a lithium-ion battery and charger
Battery Life (CIPA) 1400 Shots
Weight (inc. batteries) 760 g (1.68 lb / 26.81 oz)
Dimensions 144 x 110 x 67 mm (5.67 x 4.33 x 2.64″)
Retro Body Nikon Df
Retro Body Nikon Df
Nikon Df Sensor sama dengan Sensor Nikon D4
Nikon Df Sensor sama dengan Sensor Nikon D4

Sensor yang dipakai di Nikon Df sama dengan yang digunakan di Nikon D4 sehingga memiliki Low Light jauh lebih baik dari D610 maupun D800.

Jadi meski hanya 16 Megapixel namun kejernihan dan kwalitas gambar lebih ditonjolkan di Nikon Df. Nikon Df memiliki penyetelan ISO yang sama Persis seperti Nikon D4 dari ISO 100-12.800 dan bisa di tingkatkan dari ISO 50-204.000 bandingkan dengan D610 dan D800 yang hanya ISO 100-6400.

Nikon Df

D610 dan D800 bisa digunakan untuk mengambil Video FullHD, secara kontras fasilitas ini tidak ada di Nikon Df.

Nikon Df Flash Shoe

Nikon Df tidak difasilitasi dengan Built-in Flash meski demikian kekurangan ini teratasi dengan kemampuan Low Light-nya yang baik. Meskipun Flash external tetap dibutuhkan untuk membalance Foreground dan Background light, Nikon Df menyediakan shoe untuk menempatkan Flash external.

Material Body yang digunakan pada Nikon Df tidak menggunakan fully metal seperti Nikon jaman dulu. Nikon Df menggunakan polycarbonate dan magnesium alloy sama seperti pada Nikon D610 serta menggunakan Seal untuk menghindari debu dan kelembaban seperti yang digunakan pada Nikon D800.

Nikon Df Top

Pengaturan ISO, Speed, Exposure Compensation menggunakan cara lama dengan dua “gears and Knobs”. Yang berbeda adalah pengaturan aperture yang sebelumnya dikontrol di lensa dengan Nikon Df aperture tetap dikendalikan di Body Kamera.

Nikon Df dijual dengan paket KIT lensa 50mm f/1.8D dan tidak dijual Body Only. Selain ukurannya yang kecil Nikon Df memiliki berat 710g lebih ringan dari D610 (760g) dan D800 (900g).

Nikon Df menggunakan battery EN-EL14a sama seperti Nikon D5300 dimana dengan beterai tersebut Nikon Df bisa mengambil 1400 gambar satu kali Charge. Bandingkan dengan D610 dan D800 yang menggunakan Battery EN-EL15 yang hanya mampu mengambil 900 gambar satu kali charge.

Nikon Df Front Nikon Df

Keunggulan Nikon Df

  • Tampilan Classic Retro yang menarik
  • Kemampuan Low Light yang luar biasa
  • Kwalitas gambar JPEG yang luarbisa dengan warna yang cerah untuk default settings
  • Perpaduan control Kamera secara tradisional dan contemporer yang menarik dan sesuai.
  • Bekerja untuk Hampir semua Lensa Nikon F-mount.
  • Memiliki pilihan pengaturan aperture melalui aperture ring atau command dial
  • Direct-access external controls yang Mudah
  • 100% viewfinder dengan pembesaran yang tinggi.
  • Industry-leading untuk setting Auto ISO settings.
  • Pengoperasian Menu System yang mudah untuk kamera yang complex.
  • Screw-in shutter release socket seperti kamera Jaman dulu
  • In-camera Raw reprocessing

Kekurangan Nikon Df

  • Penggunaan Material yang tidak konsisten
  • Max. Speed 1/4000th detik.
  • Single SD card slot
  • Body cukup besar dan berat untuk urkuran grip yang kecil
  • Slow AF pada live view
  • Tidak ada Shortcut two-button untuk Format Card.
  • Tidak ada idikator No percentage battery life/info available
  • Tidak ada  ‘live’ aperture control pada mode  live view.
  • Tidak ada opsi time-lapse .
  • Tidak ada opsi infrared remote trigger.

Meski Harga menjadi pertimbangan tersendiri untuk Nikon Df yang lebih malah dibanding dengan Nikon D610 dan D800. Tapi jika Anda penggemar Berat Nikon dan Retro Style nya, Nikon Df layak menjadi KOLEKSI yang unique.

10 Tips Menghasilkan Gambar Lebih Baik

Fotografi saat ini sudah merajai Media baik cetak maupun online. Banyak orang berbagi karya foto mereka melalui media online. Namun terkadang  kita tidak merasa puas dengan hasil foto yang kita hasilkan  dan selalu membandingkan dengan hasil orang lain, tidak jarang  kita menyalahkan Kamera atau peralatan foto kita tidak sebaik orang lain.

Ikuti 10 tips menarik ini tanpa mengeluarkan dana besar untuk menghasilkan foto yang jauh lebih baik. Berbagilah juga pengalaman Anda yang sangat bermanfaat bagi kami dengan memberikan komentar di bawah.

Tips 1 . Kuasai Dasar Komposisi.

Inti dari sebuah foto adalah komposisi yang membuat foto Anda tampak artistik dan dramatis atau hanya gambar biasa saja. Komposisi sendiri adalah penempatan elemen utama object yang diambil  pada bingkai foto Anda. Beda Penempatan posisi akan menghasilkan RASA gambar yang berbeda pula.  Aturan praktis yang harus diingat  adalah Rule of Thirds . Pada dasarnya Anda bagi bingkai foto Anda menjadi sembilan kotak dengan ukuran kira-kira sama . Jangan tempatkan object di tengah-tengah bingkat yang akan membuat foto Anda jadi membosakan karena berada di pusat mati .

Rule of Third digunakan untuk memberikan kesan artistik pada gambar dan tidak membosankan
Rule of Third digunakan untuk memberikan kesan artistik pada gambar dan tidak membosankan

Tips 2 . Sesuaikan Eksposur .
Selama Anda tidak memotret dalam mode manual penuh , kamera digital Anda akan membuat keputusan untuk menentukan eksposur dari foto. Namun jika Anda menggunakan mode manual, perhatikan light meter Anda untuk menghasilkan gambar yang Pas.

Tips 3 . Pilih Mode yang tepat.
Kamera Anda mungkin memiliki sejumlah mode pengambilan gambar, mulai dari operasi sepenuhnya otomatis sampai scene mode yang sangat spesifik.
Beberapa Mode yang paling sering digunakan :

1.Mode Automatis: kita serahkan semua pada kamera melakukan kalkulasi untuk menghasilkan gambar yang pas.
(+) Simple, Exposure pas, speed diatur otomatis sehingga gambar tidak blur akibat pergerakan badan fotografer pada saat mengambil gambar.
(-) Kamera akan mengkompensasi speed dengan menaikkan ISO sehingga gambar akan menjadi kurang Tajam dan muncul Noise apabila mengambil gambar di tempat yang kurang cahaya.

Iso semakin tinggi akan memunculkan Noise pada Gambar
Iso semakin tinggi akan memunculkan Noise pada Gambar

2. Mode Aparture Priority (A): Mode yang paling sering digunakan selain mode manual. Bukaan diaframa diatur manual dan kamera tinggal mengatur Speed. ISO dalam hal ini tidak akan dirubah oleh Kamera. Untuk efek Bokeh mode ini wajib digunakan selain mode manual. Prinsipnya mode ini digunakan ketika kita mau mengatur kedalaman gambar (Depth of Field) (+) Efek kedalaman bisa diatur Maksimal untuk menghasilkan gambar yang dramatis

Depth of Field
Depth of Field

3. Mode Shutter Speed Priority (S): Speed diatur manual dan kamera secara otomatis mengatur Aparture agar exposure nya pas. Prinsipnya mode ini digunakan untuk mengambil foto dari objek yang bergerak. Apakah mau men-Stop-kan objek yg bergerak cepat (Freeze) atau menciptakan efek motion.

Efek yang diciptakan dengan mengolah Shutter Speed.
Efek yang diciptakan dengan mengolah Shutter Speed.

4. Mode Program (P): Kamera mengatur Speed dan Aparture disesuaikan dengan ISO yang sudah diset .
(+) Gambar yang dihasilkan bebas noise karena ISO diatur manual (kecuali sengaja menggunakan ISO besar), Mudah pengoprasiaanya.
(-) Kehilangan control untuk Depth of Field sehingga hasil efek BOKEH kurang dramatis

5. Mode Manual (M) : Mode ini memungkinkan baik ISO, Aparture, dan Shutter diatur secara manual untuk mengambil gambar yang tidak mungkin diambil dari salah satu mode diatas.
(+) Flexible dalam pengaturan
(-) Harus selalu awas dan merubah pengaturan untuk menghasilkan exposure yang tepat.

Mode Shutter Speed Aperture ISO
AUTO Selected by camera Selected by camera Selected by camera
P (programmed auto) Selected by camera Selected by camera Selected by photographer
S (shutter-priority auto) Selected by photographer Selected by camera Selected by photographer
A (aperture-priority auto) Selected by camera Selected by photographer Selected by photographer
M (manual) Selected by photographer Selected by photographer Selected by photographer

Tips 4 . Perhatikan White Balance.

Tips 5. Pikirkan Tentang Pencahayaan.
Perhatikan seberapa terang cahaya disekeliling, darimana asal cahaya yang datang, dan apa karakteristik dari sumber cahaya tersebut. Jangan mengambil objek yang membelakangi cahaya kecuali ingin menghasilkan gambar silhouette. Jika keadaan sekeliling gelap dan butuh speed lambat, pertimbangkan penggunaan Tripod atau Monopod.

Tips 6. Menggunakan Flash dengan Benar.
Banyak hasil foto yang diambil berantakan karena penggunaan flash yang terlalu dekat dengan subjek. Jika teman-teman Anda dan keluarga terlihat seperti Casper ketika Anda memotret mereka, kemungkinan bahwa Anda terlalu dekat ketika memotret Anda. Manfaatkan dinding Putih atau langit-langit dengan mengarahkan Flash kesitu dan dinding atau langit-langit akan memantulkan cahaya rata seolah olah dinding atau langit sebagai sumber cahaya besar.

7 . Tambahkan Flash Diffuser. Jika hasil foto tampak Pucat dan Background menjadi gelap coba gunakan Flash Diffuser untuk mendapatkan gambar pencahayaan objek yang rata dan background terang.

8 . Gunakan Tripod dan Monopod

Untuk mendapatkan gambar yang sempurna kadang perlu tripod yang memungkinkan Anda untuk mengatur framing dan mengurangi efek getar dari yang mengambil gambar atau pada saat menekan shutter release. Monopod juga sangat berguna pada saat melakukan foto Macro.

Monopod sangat berguna pada saat melakukan Penning untuk mengambil gambar bergerak.

Panning

Tips 9 . Jadilah Selektif .

Dari ratusan atau ribuan foto yang diambil coba lihat satu-persatu dan pilihlah foto yang paling artistik. Sudah menjadi  hal yang lumrah bahwa dari ratusan foto hanya ada satu atau dua foto yang benar benar artistik, bahkan yang diambil oleh fotografer yang berpengalaman sekalipun.  Anda harus meluangkan waktu untuk pemilihan ini

Tips 10 . Lakukan Post-Processing .

Untuk memaksimalkan gambar yang diambil perlu melakukan Post Processing dengan menggunakan Software Photo seperti Adobe Photoshop.  Jangan takut ber eksplorasi. Hampir semua gambar yang diprint di Majalah-majalah terkenal yang diambil oleh fotografer terkenal sudah melewati Post Processing. Dengan Applikasi Photo Editing kita bisa melakukan Croping yang dapat membantu mengatur Komposisi gambar, efek sharping bisa mempertajam gambar awal, dam efek blur bisa membuat kesan Miniatur.

Selamat Mencoba dan teruslah mengeksplorasi kemampuan peralatan Anda.

Focal Length dan Sudut Pengambilan Gambar

Banyak konsumen yang menanyakan ke saya jika lensa 200mm bisa dipakai berapa jauh ya? Pertanyaan ini bisa dijawab kalau kita mengetahui apa maksud dari Focal Length. Focal length sendiri menunjukkan jarak antara titik Pusat Lensa dengan sensor kamera. Jarak Focal length ini berpengaruh terhadap lebarnya bayangan yang jatuh pada sensor kamera. semakin pendek Focal Length maka semakin lebar sudut pandang gambar yang bisa diambil, begitupun sebaliknya.

Jadi Focal Length mempengaruhi sudut pandang pengambilan Gambar yang nantinya juga akan mempengaruhi pembesarannya. Sebagai gambaran beberapa gambar di bawah memperlihatkan hubungan antara Focal Length dengan sudut pengambilan gambar.

Lensa 14mm, Sudut Pandang 114°
Lensa 14mm, Sudut Pandang 114°
Lensa 18mm, Sudut Pandang 100°
Lensa 18mm, Sudut Pandang 100°
Lensa 20mm, Sudut Pandang 94.2°
Lensa 20mm, Sudut Pandang 94.2°
Lensa 24mm, Sudut Pandang 84°
Lensa 24mm, Sudut Pandang 84°
Lensa 40mm, Sudut Pandang 56.4°
Lensa 40mm, Sudut Pandang 56.4°
Lensa 50mm, Sudut Pandang 46.4°
Lensa 50mm, Sudut Pandang 46.4°
Lensa 85mm, Sudut Pandang 28.3°
Lensa 85mm, Sudut Pandang 28.3°
Lensa 135mm, Sudut Pandang 18.1°
Lensa 135mm, Sudut Pandang 18.1°
Lensa 200mm, Sudut Pandang 12.2°
Lensa 200mm, Sudut Pandang 12.2°
Lensa 400mm, Sudut Pandang 6.1°
Lensa 400mm, Sudut Pandang 6.1°
Lensa 300mm, Sudut Pandang 8.1°
Lensa 300mm, Sudut Pandang 8.1°
Lensa 600mm, Sudut Pandang 4.1°
Lensa 600mm, Sudut Pandang 4.1°

Untuk pembesaran sendiri harus menggunakan Acuan, perbesaran dari gambar jika menggunakan lensa dengan focal length berapa dulu? contoh jika saat ini menggunakan lensa 20mm maka kalau menggunakan lensa 200mm pembesarannya adalah 10x. Kembali lagi menjawab pertanyaan di awal . Lensa 200mm bisa dipakai untuk berapa jauh? jawabannya sejauh mata memandang bisa diambil dengan lensa 200mm. Namun jika menggunakan awalnya lensa 20mm maka dengan lensa 200mm, objek yang jaraknya 50 meter akan diperbesar seolah-olah diambil dengan jarak 5 meter dengan lensa 20mm. Semoga mendapatkan gambaran mengenai Focal Length.

Bingung Memilih Ukuran Focal Length yang cocok?

Bagi pemula terasa sangat sulit memilih lensa yang mana yang cocok untuk dimiliki, mengingat dana yang dikeluarkan untuk sebuah lensa tidak lah murah. Sebagai Tips saja, Berdasarkan Focal Length lensa dibagi menjadi 3 Kategori yaitu:

1. Lensa Wide (<35mm)
2. Lensa Normal (35mm-70mm)
3. Lensa Tele (>70mm)

Lensa Wide cocok untuk  pengambilan Gambar Pemandangan alam, mengambil gambar interior design, foto arsitektural, foto ramai-ramai.

Lensa Normal banyak digunakan pada saat pemotretan model, street photography, foto Mobil, Foto Produk

Lensa Tele banyak digunakan untuk Sport Photography, Foto Product, Foto Bulan, Foto Hewan.

 

Untitled-1

 

Jadi kembali lagi kepada Anda, Jalur fotografi apa yang Anda ambil atau Anda lebih sering mengabadikan momen apa. Jika lebih senang dengan pemandangan alam lensa wide pilihannya, jika senang foto model, lensa normal pilihannya, jika foto sport lebih banyak menggunakan lensa tele.

Tips Merawat dan Membersihkan Lensa

Mengingat lensa merupakan element yang vital, untuk membersihkan lensa harus menggunakan cara yang tepat. Jangan menggunakan baju, kain, atau tissue karena bisa menimbulkan goresan kecil yang membuat hasil gambar tidak sempurna. Kejernihan dan ketajaman gambar tergantung pada permukaan lens.

Selalu tutup salah satu sisi lensa dengan penutup lensa agar debu tidak masuk ketika membersihkan lensa. Gunakan Soft Brush dengan menghembuskan angin ke lensa dan menyapu partikel debu kecil.

Banner Lens Cleaning

Untuk membersihkan noda minyak karena terpegang tangan gunakan kain khusus yang lembut (Bisa menggunakan kain pembersih kacamata) dan cairan khusus pembersih. Direkomendasikan untuk menggunakan cairan khusus fotografi

Lens Cleaning Paper

Untuk Membersihkan jamur di lensa.

Tips Menghindari Jamur pada Lensa

Jamur berkembang biak optimum di tempat yang lembab. Bermula dari tumpukan debu di pinggiran lensa, ketika ada kelembaban maka debu akan menjadi media untuk berkembang biak jamur. Oleh sebab itu yang pertama harus dilakukan adalah selalu membersihkan lensa dari debu. Simpan lensa di tempat yang kedap udara dan gunakan silica gel untuk menyerap kelembaban udara.

Simpan Lensa ditempat yang kering. Indonesia dengan iklim tropis menjadi tempat yang subur bagi jamur untuk berkembang biak, untuk penyimpanan perlu menggunakan Dry Box atau Dry Cabinet agar kelembaban udara bisa diatur.

Mengambil gambar outdoor saat gerimis atau di udara yang sedang lembab (Habis Hujan) beresiko. Kelembaban udara atau percikan air bisa masuk ke dalam lensa dan apabila tidak disimpan di tempat yang kering memungkinkan jamur untuk berkembang biar. Selalu gunakan pelindung khusus agar kamera dan lensa tidak terkena air.

Ketika lensa sudah terkena jamur, sesegera mungkin langsung dibersihkan karena spore jamur akan segera menjalar ke seluruh lensa. Celakanya Jamur mengeluarkan zat asam yang akan memakan Protective coating Lensa. Cara sederhana membersihkan jamur yang baru muncul di lensa adalah dengan larutan cuka dicampur dengan air.

 

Color Temperature dan Nuansa Foto

Color Temprature

Nuansa warna dan cahaya di dalam suatu ruangan bisa merubah Mood seseorang. Begitupun dengan warna pada gambar yang diambil bisa menimbulkan kesan artistic. Untungnya kamera memiliki kemampuan  mengatur nuansa warna dari gambar yang akan diambil dengan pengaturan White Balance.

Setiap sumber cahaya akan menghasilkan warna yang unik sesuai dengan  karakteristik nya. Untuk menimbulkan kesan Warm atau Cool kita perlu tahu Color Tempreratur yang diukur dalam satuan Kelvin (K):

Color Temp1

Co

Color

Sebenarnya White Balance merupakan cara untuk membalance warna lingkungan sehingga menjadi normal. karena itulah jika Nuansa lingkungan kebiru-biruan di Kamera kita harus menaikkan Kelvinnya menjadi diatas 5600 agar gambar yang dihasilkan kekuningan. Begitupun sebaliknya.

X-Series Firmware Update V.3.10

X-Series Fujifilm
X-Series Fujifilm

Update Firmware X-Pro1, X-E1, X100S or X-E2 untuk versi terbaru V.3.10 diumumkan secara Global pada 19 Dec 2013, semua setting akan di reset ke default setting.

Download Firmware dan Feature-feature terbaru bisa di baca di link di bawah ini
X-Pro1 Firmware Update Ver.3.10
http://www.fujifilm.com/support/digital_cameras/software/firmware/x/xpro1/index.html
X-E1 Firmware Update Ver.2.10
http://www.fujifilm.com/support/digital_cameras/software/firmware/x/xe1/index.html
X-E2 Firmware Update Ver.1.10
http://www.fujifilm.com/support/digital_cameras/software/firmware/x/xe2/index.html
X100S Firmware Update Ver.1.10
http://www.fujifilm.com/support/digital_cameras/software/firmware/x/x100s/index.html

Fuji X Series
Fuji X Series

Shutter Speed dan Penggunaan Praktis

ShutterSpeed

Saat ini kamera dibuat semudah mungkin dengan fasilitas Auto. Namun ada keterbatasan dengan menggunakan Auto. Tidak semua moment artistik bisa diabadikan dengan mode AUTO. Perlu untuk mengatur ISO, Aperture, dan Speed. Artikel ini akan membahas mengenai penggunaan Speed untuk mengambil gambar sehari-hari .

Shutter Speed dan Penggunaan Praktis

Situation Setting Speed
Humming Bird terbang di dekat bunga, Sayap tidak mau Blur Very fast shutter speed 2000 to 4000
Orang Bermain Sepak bola, Hasil gambar pemain tajam Fast shutter speed 500 to 1000
Foto hewan peliharaan yang lagi duduk diam Moderate shutter speed 125 to 500
Foto Bianglala namun kelihatan Blur Slow shutter speed and tripod 8 to 60
Foto pemandangan Gedung pada malam hari Very slow shutter speed and tripod 8″ to 30″
Foto Hewan yang aktif bergerak harus menggunakan Speed tinggi. (Speed 1/750 detik)
Foto Hewan yang aktif bergerak harus menggunakan Speed tinggi. (Speed 1/750 detik)
Foto tanaman yang tidak bergerak bisa menggunakan speed 1/180.
Foto tanaman yang tidak bergerak bisa menggunakan speed 1/180.
Foto Air terjun menggunakan slow speed untuk mendapatkan efek kapas dengan kecepatan shutter 1/6 detik.
Foto Air terjun menggunakan slow speed untuk mendapatkan efek kapas dengan kecepatan shutter 1/6 detik.

Untuk Foto Air Terjun dengan efek kapas harus menggunakan slow speed dan biasanya hasil gambar akan Over (kelebihan Cahaya) dan untuk mengkompensasinya bisa menggunakan Filter Natural Density (ND).

Foto Kota di malam Hari, mendapatkan efek lighting dan speed lighting, menggunakan Very Long Shutter Speed. Long Exposure seperti ini harus menggunakan Tripod. (speed 8 detik)
Foto Kota di malam Hari, mendapatkan efek lighting dan speed lighting, menggunakan Very Long Shutter Speed. Long Exposure seperti ini harus menggunakan Tripod. (speed 8 detik)
Shutter Speed 1/1000
Shutter Speed 1/1000

Sebagai pedoman agar gambar yang dihasilkan tidak kabur, jika menggunakan kamera FullFrame dengan lensa 100mm harus menggunakan 1/100 atau lebih cepat. Jika menggunakan lensa 100mm pada kamera APS-C dengan cropping factor 1.5 shutter yang harus digunakkan adalah 1/(100*1.5) = 1/150 atau lebih cepat.

Selain mengatur shutter speed agar gambar tidak blur bisa menggunakan Tripod, Image Stabilizer, atau cable release. Jika menggunakan image stabilizer biasanya speed bisa diturunkan 2-4 Stop dari Pedoman diatas.

Foto Bintang merupakan hal yang menarik dan cukup menantang karena perlu very long exposure. Image by _belial (shutter speed - 1 hour)
Foto Bintang merupakan hal yang menarik dan cukup menantang karena perlu very long exposure.
Image by _belial (shutter speed – 1 hour)
Image by WisDoc (shutter speed - 1/30)
Image by WisDoc (shutter speed – 1/30)
Image by Jon Bradley (shutter speed - 1/1000)
Image by Jon Bradley (shutter speed – 1/1000)
Image by Tony~M (shutter speed - 2.5 sec)
Image by Tony~M (shutter speed – 2.5 sec)

TTL Flash Matering

Flash jaman dulu dibuat untuk penggunaan manual. Fotografer harus menghitung bukaan diafragma berdasarkan Guide Number (GN) flash dan jarak objek ke kamera. Sebagai Rumusan:

Aperture = GN / Jarak Objek

Sebagai perhitungan sederhana dengan ISO 100 jika Flash  memiliki GN 40 dan objek berjarak 2 Meter. kita Tinggal bagi 40/2= 20 dimana diafragma yang mendekati 20 adalah 22 sehingga kita atur diafragma ke 22.
Flash Calculation

Kemudian muncul Flash automatis dimana Flash memiliki sensor untuk menentukan berapa besar Buangan yang harus dilakukan berdasarkan tingkat intensitas cahaya rata-rata di sekitar Flash. Flash jenis ini memiliki kelemahan karena tidak bisa berkomunikasi dengan Body Kamera berapa bukaan diafragma, speed, atau iso yang digunakan yang mengakibatkan Light Matering di Body kamera tidak berfungsi.

Saat ini munculah Flash jenis TTL (Through-The-Lens), dimana Flash berkomunikasi dengan body kamera mengenai berapa besar power yang harus dilepas ketika memotret objek. Ada Dua metode yang dilakukan pada TTL, yang pertama ketika cahaya masuk ke lensa sensor akan mengkalkulasi berapa besar power yang dibutuhkan dengan mengkalkulasi bukaa, speed dan ISO kamera atau sering dikenal dengan Advanced TTL (A-TTL). Cara kedua Flash menembakkan Pre-flash untuk test kebutuhan cahayanya yang kemudian dikalkulasi ulang untuk kebutuhan Power yang sesungguhnya. Jika Anda sering melihat ketika kamera melakukan pengambilan gambar kemudian Flash menembakkan beberapa kali Flash sebelum memotret, itu adalah metode kedua yang digunakan yang dikenal dengan Evaluate TTL (E-TTL) dan digunakan pada Canon.