Tips Meningkatkan Kwalitas Macro Photography

Macro Fotografi merupakan genre fotografi yang cukup sulit untuk dilakukan mengingat jarak foto dekat dengan kamera, harus dalam keadaan steady dan tidak boleh bergetar, dan kesulitan dalam hal pencahayaan.

1.Gunakan Lensa Macro 1:1 Mendapatkan Pembesaran yang Tinggi
Pembesaran digabarkan sebagai ukuran dari suatu objek yang akan jatuh di sensor kamera dibandingkan dengan “ukuran Aslinya”.  Real Macro digambarkan dengan pembesaran 1:1 (1x pembesaran) artinya Jika suatu objek dengan ukuran 1cm maka gambar objek pada sensor juga besarnya 1cm. Jika kita membeli lensa macro dengan ukuran 1:2 artinya pembesarannya hanya 0.5x Oleh sebab itu lensa-lensa Macro yang premium selalu pembesarannya 1:1. Pada kamera compact bisa mengaktifkan Mode Macro agar jarak Focus bisa lebih pendek. Atau untuk Kamera DSLR bisa menggunakan Extension Tube atau Close-up Lens Meski hasilnya tidak akan maksimal.
Macro0
2. Gunakan Tripod dan Remote Control (Self-Timer) untuk mengurangi gambar yang Blur akibat gertaran.
Ketika objek diperbesar (sama seperti kita menggunakan Tele) pergerakan sedikit saja akan menghasilkan gambar yang kabur. Gunakan Tripod untuk mengurangi Getaran. BallHead lebih sulit untuk foto macro meningat pada saat tripod dikunci untuk posisi tertentu, kunciannya tidak begitu erat dan membuat posisi akan bergeser. Lebih disarankan menggunakan Pan Head.

Pada saat posisi sudah diatur pergerkaan kamera akibat penekanan Tombol Shutter bisa membuat gambar juga blur. Cara paling murah untuk foto macro adalah dengan menggunakan self-timer. Untuk beberapa Kamera Self-Timer bisa di set hanya 2 detik ketimbang normalnya 10 detik untuk mengakomodir goyangan ketika menekan shutter speed. Namun untuk foto Macro hewan kecil, ketika kita menggunakan self Timer bunyi yang ditimbulkan oleh selftimer bisa membuat objek bergerak atau kabur. Solusinya dengan menggunakan Remote Shutter, bisa menggunakan kabel atau wireless. Ini sangat berguna untuk kamera-kamera yang tidak memiliki self timer 2 detik. Foto Macro akan sangat menyebalkan jika harus menunggu 10 detik setiap gambar yang diambil.

3. Focus Poin Macro dan Depth of Field
Tantangan Terberat foto Macro adalah masalah titik focus karena dengan pembesaran maka jarak focus akan semakin menyempit (Depth of Filed). Contoh gambar di bawah. Objek yang difoto tidak bisa Tajam Semua karena Dept of Field nya sangat sempit.

Ada Sisi Blur dari Objek yang diambil untuk Foto Macro
Ada Sisi Blur dari Objek yang diambil untuk Foto Macro

Pertanyaannya bagaimana caranya agar mendapatkan gambar objek yang tajam semua? Jawabanya Objek harus diambil dengan beberapa titik fokus yang berbeda kemudian digabungkan dengan software seperti Photoshop. ada beberapa alat yang bisa digunakan untuk mengmabil beberapa titik fokus ini yaitu Focus Rail atau beberapa Pan Head Tripod ada yang sudah mendukung Focus Rail bisa juga digunakan. Tambahkan pembesaran di Viewfinder atau Menggunakan fasilitas Live View Pada Kamera agar memudahkan dalam melihat titik fokusnya

Tips Membaca Histogram dan Komposisi Tone

Histogram

Histogram yang ada di dalam Kamera merupakan tool yang paling berguna untuk membantu menentukan exposure yang diinginkan dan tepat. Histogram sendiri berupa grafik yang menggambarkan Range dari Tone suatu Objek, mulai dari Putih sampai Hitam dengan Midtone di tengah-tengah (18% gelap atau Abu abu). Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah komposisi shadow, terang gelapnya objek sudah pas atau belum tergantung objek apa yang kita foto dan nuansa yang mau ditimbulkan.

Jika kita melihat hasil gambar di Layar LCD maka exposure yang dihasilkan mungkin tidak akan akurat. Histogram akan membantu untuk menilai apakah exposure nya sudah sesuai keinginan kita atau Belum.

Histogram terdiri dari 3 element:

  1. Shadow tergambar dari histogram paling kiri menunjukkan frekuensi sisi gelap dari suatu gambar
  2. Midtone berada di tengah grafik (18% hitam/abu-abu)
  3. Highlights berada di paling kanan menunjukkan tingkat keterangan suatu gambar.

Banyak yang mengatakan histogram yang sempurna terlihat dari grafik  dimana grafiknya naik dari kiri (Shadow) ke puncaknya di tengah-tengah (midtone) kemudian menurun dan gambar akan mendapatkan Full Range tone tanpa kehilangan shadow dan highlight (seperti gambar gunung).

Histogram bisa menunjukkan contrast:

Dengan Histogram dari Kiri ke Kanan (Gambar Kanan). Shadow dan Highlight akan dapat. dan gambar tidak flat seperti pada gambar di sebelah kiri,
Dengan Histogram dari Kiri ke Kanan (Gambar Kanan). Shadow dan Highlight akan dapat. dan gambar tidak flat seperti pada gambar di sebelah kiri,

Histogram2

Namun ini sangat tergantung pada keadaan, nuansa, atau objek yang difoto. tidak selalu histogram seperti gunung menunjukkan hasil gambarnya paling baik.

Berbagai Bentuk Histogram dan karakteristik hasil gambar
Berbagai Bentuk Histogram dan karakteristik hasil gambar

 

Contoh dibawah adalah Teknik Exposure Low Key dan High Key. Jika dilihat Histogram lebih condong ke Kiri (Low Key) karena banyak untur hitamnya atau Histogram lebih condong ke Kanan (High Key) karean dominan warna putihnya.

histogram-05

Secara kontras. High  Key bisa dilihat seperti gambar diatas
Secara kontras. High Key bisa dilihat seperti gambar diatas

Reversal Rings untuk Foto Macro

Reverse Ring

Salah satu cara untuk mengambil foto macro adalah dengan menggunakan Reversal Rings (Nikon BR-2A) pada lensa Wide-Angle (focal length pendek) untuk mendapatkan super closeups. Bagimana caranya? Semakin pendek focal length dari lensa yang digunakan (semakin wide angle lensanya) maka Macronya akan semakin tinggi.
Sebagai perbandingan dengan menggunakan Lensa Close Up +4 dan +1 sama seperti menggunakan lensa 24mm dengan Reversal Ring.

Cara PasangReverse Rings
Tantangan menggunakan lensa Macro dengan pembesaran adalah Depth of Field nya sangat sempit. Selain itu dengan menggunakan Reversal Ring semua setting untuk Exposure akan manual. Begitupun jika menggunakan Flash. Coba-coba saja merubah settingan Iso, Speed, dan Aperture untuk mendapatkan hasil yang diingikan. Satu hal lagi yang harus diperhatikan, goyangan sekecil apapun akan berakibat hasil gambar blur. Pastikan saja menggunakan Speed diatas 1/125, dan jika tidak memungkinkan gunakan Trigger untuk shutter nya.

TIPS Menghasilkan Gambar High Dynamic Range (HDR)

HDR adalah kemampuan menangkap gambar dengan Spektrum Luminance yang lebar. Luminance sendiri adalah terang gelapnya suatu keadaan. Contoh jika keadaan sangat cerah maka gambar yang ditangkap oleh kamera akan kehilangan detail-detail dari objek seperti shadow dsb. Begitupun jika keadaan sangat gelap. HDR mencoba menagkap seluruh Spektrum ini agar gambar tampak terang tanpa kehilangan detail detail gradasi, Luminance dan shadow-nya.

Contoh Gambar dengan Teknik HDR
Contoh Gambar dengan Teknik HDR

HDR

HDR merupakan Teknik Fotografi yang cukup sulit, namun dengan bantuan Photoshop semuanya menjadi lebih mudah. Berikut cara menghasilkan gambar HDR.

Contoh Gambar dengan Teknik HDR
Contoh Gambar dengan Teknik HDR

Untuk menghasilkan gambar HDR setidak-tidaknya ada 3 gambar yang harus diambil (lebih dari 3 akan lebih baik). Satu gambar untuk highlight, satu untuk midtones dan satu lagi untuk shadow. Cara nya dengan mengatur Exposure kompensasi berbeda -2, 0,  +2. Jangan lupa menggunakan tripod agar 3 gambar yang diambil indentik hanya perbedaan exposure saja. Jika menggunakan RAW format akan lebih baik lagi untuk pengaturan tingkat lanjutan.

HDR Step2

Setelah 3 gambar diambil. Buka Photoshop dan pilih  File > Automate > Merge to HDR. Kemudian  click browse dan pilih tiga gambar yang sudah difoto. Jika pada saat pengambilan 3 gambar tidak menggunakan Tripod, untuk menyamakan ketiga gambar tersebut bisa menggunakan Automatic tapi sebaiknya tetap menggunakan tripod untuk hasil yang luar biasa.

HDR Step3

Setelah click Ok akan muncul window baru dengan ditampilkannya 3 image yang berbeda exposure dan satu image hasil penggabungan oleh Photoshop. Bit Depth dipilih 32 bit dan atur White Point ke nilai yang sesuai dengan selera Anda. Selesai click Ok

Akan muncul HDR Conversion dan pilih Local Adaptation

HDR Step4

HDR Step5

Di Local Adaptation atur garis Curve untuk menghasilkan Shadow yang lebih dramatis. Dicoba-coba saja untuk menghasilkan foto yang diinginkan. Berikut Hasil HDR yang dibuat dengan minimal 3 gambar.

HDR Step6

Tips Mengurangi Kelemahan Lensa Standard akibat Color Aberration, Vignetting, Distorsi, dan Menaikkan keTajaman Gambar.

Gambar yang tajam dan bagus dapat dihasilkan dengan Lensa yang baik. Namun sayangnya Lensa yang berkwalitas dijual dengan harga yang sangat mahal. Sedangkan Lensa Standard memiliki kelemahan dimana ketika digunakan sering muncul color aberration dan Vignetting.

Vignetting
Vignetting
Color Aberration
Color Aberration

Berikut adalah tips untuk mengurangi distorsi seperti color aberration dan Vignetting  yang biasa muncul pada lensa-lensa standard hanya dengan merubah sedikit settingan kamera.  Tentu saja Lensa yang berkwalitas dengan harga mahal pasti menghasilkan gambar yang tajam dan jernih. Untungnya baik Nikon maupun Canon memiliki fasilitas Auto Correction untuk mengurangi color chromatic aberration dan Vignetting. Namun setting otomatis ini tidak akan berfungsi ketika kita mengambil gambar RAW atau menggunakan lensa diluar lensa yang dikeluarkan oleh Pabrikan Body (Nikon harus menggunakan lensa Nikon, begitupun Canon).

Berikut Settingan di Canon untuk mengkoreksi Color Aberration
Berikut Settingan di Canon untuk mengkoreksi Color Aberration
Settingan Pada Nikon  untuk mengurangi Distorsi
Settingan Pada Nikon untuk mengurangi Distorsi
Settingan Pada Nikon untuk meningkatkan ketajaman dan Contras dari gambar yang diambil
Settingan Pada Nikon untuk meningkatkan ketajaman dan Contras dari gambar yang diambil

Dengan settingan ini kita bisa memaksimalkan perlengkapan kita yang standard dengan hasil yang cukup memuaskan.

Keuntungan Garansi Resmi dan Tip mengenali produk kamera digital Fujifilm bergaransi

Fuji

Keuntungan Garansi Resmi dan Tip mengenali produk kamera digital Fujifilm bergaransi

1. Dilindungi dari kerusakan selama 1 tahun untuk layanan perbaikan dan penggantian komponen.
2. Gratis pelayanan update firmware, pembersihan kamera, dan kalibrasi selama masih dalam masa garansi.
3. Dilindungi secara resmi untuk layanan internasional dimanapun berada dengan syarat tertentu.
4. Dilakukan perbaikan di Service Center resmi Fujifilm yang memiliki keterampilan Teknisi yang berpengalaman, peralatan lebih lengkap, unit kalibrasi dan Quality Control yang baik untuk setiap perbaikan kamera sehingga dipastikan kamera yang masuk dalam perbaikan di Service Center akan kembali seperti baru dan dilayani dengan ramah, dan cepat.
5. Perbaikan di Service Center akan mendapatkan perlindungan layanan tambahan selama 90 hari meski garansi resmi sudah habis masa berlakunya.
6. Layanan after sales untuk Finepix adalah 14 hari kerja, sementara untuk X-Series adalah 7 hari kerja (terhitung sejak kamera tiba di Fujifilm Service Center). Jika diperkirakan akan melebihi waktu layanan tersebut, akan di konfirmasi via telp ke konsumen untuk persetujuan.

Kekurangan pembelian produk dengan garansi non resmi :

1. Waktu pelayanan terserah kepada dealer / toko. Dalam konteks ini dari pengalaman rekan Fujiners yang telah mengalaminya, paling cepat adalah 2 bulan dan paling lama mencapai 9 bulan, dan untuk beberapa kasus konsumen harus adu argumen keras dengan dealer.
2. Tambahan biaya tak terduga tanpa konfirmasi sebelumnya.
3. Perbaikan sering kali tidak dilakukan Quality Control yang baik, sehingga konsumen akan sering kembali.
4. Tidak terlindungi oleh garansi internasional.
5. Harga kamera di dealer non resmi seringnya lebih mahal dari harga Retail resmi Fujifilm Indonesia jika konsumen tidak teliti.

Setiap kamera digital Fujifilm yang di distribusikan oleh Fujifilm Indonesia selalu memiliki ciri khas sebagai penanda apakah kamera digital Fujifilm ini termasuk kamera yang dilindungi oleh garansi resmi atau tidak.

Ada 2 cara, yaitu :

1. Memiliki label Importir yang berada di salah satu sisi kotak tempat kamera yang berdampingan dengan Serial Number dari kamera tersebut.Fujifilm Indonesia pada awal beroperasi menggunakan Importir :

PT. Modern International Tbk.
Jl. Matraman Raya No.12
Jakarta 13150
Indonesia

dan kini dengan tujuan meningkatkan pelayanan kami, Fujifilm Indonesia melakukan kegiatan impor secara langsung kamera digital tersebut dengan alamat :

PT. FUJIFILM INDONESIA
JL.JEND. SUDIRMAN KAV.3
JAKARTA 10220
INDONESIA


Importir : Fujifilm Indonesia

2. Setiap kamera digital Fujifilm memiliki kartu garansi khusus yang didesain oleh Fujifilm Indonesia. Sejak awal beroperasinya, kartu garansi Fujifilm Indonesia adalah bernuansa hijau muda seperti pada

Kartu Garansi Lama
dan untuk ke depannya akan menggunakan Kartu Garansi Resmi desain baru

Kartu Garansi Baru

Semoga tip ini berguna untuk Fujiners sekalian.
Kami mengingatkan agar Konsumen mengisi data lengkap kartu garansi agar jika terjadi masalah dan telah masuk ke dalam Fujifilm Service Center, dapat kami hubungi untuk konfirmasi ulang secara langsung.

Data tersebut antara lain :
Nama Lengkap :
Alamat Lengkap :
Nomor Telp :
Tanggal Pembelian :
Nama Dealer / Toko :

PASTIKAN PRODUK KAMERA DIGITAL FUJIFILM YANG ANDA BELI BERGARANSI RESMI FUJIFILM INDONESIA !!!!

KARENA BERGARANSI RESMI BERARTI JUGA DILINDUNGI OLEH WORLDWIDE WARRANTY !!!

Kami mengingatkan agar Konsumen mengisi data lengkap kartu garansi agar jika terjadi masalah dan telah masuk ke dalam Fujifilm Service Center, dapat kami hubungi untuk konfirmasi ulang secara langsung.

Data tersebut antara lain :

Nama Lengkap :
Alamat Lengkap :
Nomor Telp :
Tanggal Pembelian :
Nama Dealer / Toko :

Megakamera.com Ditunjuk Sebagai Service Point RESMI Fujifilm Indonesia

Megakamera.com
Jl. Gunung Sahari Raya No.26
Jakarta Pusat 10720
(samping Dunkin Donuts)
(021)62301600
info@megakamera.com

Boompole VS Monopod

Rode Boompole
Rode Boompole

Boompole atau fishpole adalah sebuah batang panjang yang digunakan untuk tempat dudukan microphone.

Secara sepintas boompole sama seperti monopod kamera yang membedakannya apabila digunakan sebagai dudukan microphone adalah :

  1. Pada monopod tempat dudukan micnya memiliki batangnya berdiameter besar sedangkan sisi tempat kita pegang kecil, sedangkan boompole terbalik sisi tempat kita pegang besar dan sisi mic berdiameter batang kecil sehingga pada saat mengangkat mic yang cukup berat tidak menjadi ringan.
  2. Ulir tempat koneksi monopod ke mic mesti ditambahkan konektor karena diameter ulir berbeda.
  3. Ukuran monopod tidak sepanjang ukuran boompole (3m).
  4. Beberapa seri boompole kabel audio didalam boompole.

Mengapa boompole harganya cenderung mahal alasannya karena bahan penyusun boompole, boompole di design seringan mungkin dan senyaman mungkin agar pengguna walupun mengangkat beban menjadi tidak terlalu berat.

Silakan Click disini untuk melihat Product Rode yang lain.

Zoom H4n Professional Voice & Audio Recorder (Video Series)

H4N

Zoom H4n adalah merupakan voice recorder Professional dimana Zoom H4n memiliki fitur-fitur tambahan yang dapat memaksimalkan penggunaanya untuk menunjang Videografi.Fungsi-Fungsi pada Zoom H4n

Fungsi-Fungsi pada Zoom H4n

Fitur yang terdapat pada zoom h4n :

– X/Y mic yang terdapat dalam 1 aksis sehingga memungkinkan mendapatkan suara dari sisi manapun tidak terjadi lag. Selain itu fungsi dari X/Y Mic pada Zoom untuk mendapatkan Depth of Field (kedalaman) suara yang dihasilkan. sehingga kesan Antara suara di depan dan di belakang bisa lebih jelas terdengar.

Formasi Mic XY Zoom
Formasi Mic XY Zoom

– Sudut luasan pengambilan suara bias diatur.

Mengatur Sudut Rekam Suara 90 atau 120 Derajat.
Mengatur Sudut Rekam Suara 90 atau 120 Derajat.

– Mengahasilkan qualitas suara yang baik (up to 24-bit/96-kHz linear PCM WAV files)

– 4 track recording simultant.

– Bisa memutar rekaman dengan kecepatan putar diperlambat atau dipercepat (50%-150%)

– Memiliki low cut filter untuk mengurangi noise lingkungan.

– Memiliki 2 inputan SLR (bisa berubah menjadi gitar jack) dan bisa mensuplay panthom power (48 v) untuk penggunaan Mic External semisal Shotgun Mic.

– Memiliki fitur start and stop fitur automatic

H4N-4

– Dapat di attach (diletakan) pada SLR dengan menggunakan hot shoe adapter HS-1.

Silakan Click Disini untuk Yang Berminat.

Audio untuk DSLR Videografi.

Zoom

Videografi saat ini menjadi suatu trend baru selain fotografi. DSLR yang dipersenjati kemampuan untuk merekam gambar Full HD mulai dilirik karena multifungsi dan relatif murah.  Jika kita sudah membicarakan videografi: selain gambar perlu juga dipertimbangkan mengenai audio yang merupakan komponen penting.

Hal-Hal detail Audio perlu dipertimbangan, misalnya noise, jarak pengambian suara, efek-efek audio dalam videografi, dll

Ada banyak Jenis Mic yang bisa digunakan untuk mengambil suara:

  1. Mic internal kamera (biasanya omni) semua suara masuk sehingga suara yang benar-benar ingin direkam kurang baik.
  2. Interview mic / handheld mic dalam penggunaan sulit karena harus dipegang.
  3. Clip-on kwalitas suara sangat baik tetapi bila penggunaan lebih dari 1 Clip-On  akan mempersulitkaan karena biasanya pada kamera  hanya ada 1 atau 2 inputan.
  4. Shotgun mic Jenis Mic yang paling baik. Sudut pengambilan suara sempit sangat baik digunakan untuk penggunaan yang berbicara lebih dari 1. Tetapi permasalahan Bagi Pengguna DSLR Videografi, shotgun mic memerlukan phantom power sedangkan pada DSLR tidak ada phantom power (48volt)
  5. Audio Recorder Professional (zoom recorder) merupakan Solusi bagi videografi, dimana suara bisa di rekaman secara langsung di Audio Recorder atau menggunakan Shotgun Mic yang disambungkan ke Audio Recorder.

Pada kesempatan ini Audio professional yang kan dikupas adalah zoom H1, H4n, dan H6

Keunggulan Zoom recorder ini tidak memerlukan phantom power untuk menghidupkan micnya (menggunakan baterai AA) dan kwalitas suaranya sangat baik. Recorder ini menggunakan mic dengan susunan X/Y axis sehingga tidak ada lag suara walau pengambilan suara dari berbagai sisi dan memungkinkan adanya kesan Depth of Field dari audio yang diambil. Bahkan untuk seri H4n dan H6 memiliki phantom power sehingga bisa menjadi Inputan dari Shotgun Mic.

Keunggulan lainnya zoom audio recorder bisa di attach diatas kamera.

Zoom H1,H4n dan H6
Zoom H1,H4n dan H6

Keunggulan lain Recorder ini bisa menggunakan external mic , bila Mic internal pada zoom kurang maksimal. Pada Zoom H1 terdapat 1 inputan , pada Zoom H4n memiliki 2 inputan phantom power dan 1 inputan 3.5mm, dan pada Zoom H6 memiliki 6 inputan phantom power.

Recorder Zoom baik H1, H4n, dan H6 bisa merekam dengan menggunakan SD card dan Micro SD dengan kwalitas suara sangat baik.

Zoom H1.Mampu Merekam Hingga 555 Jam format Terkompresi
Zoom H1.Mampu Merekam Hingga 555 Jam format Terkompresi

Silakan Lihat Zoom H1  di Megakamera.com

Zoom H4n. Memiliki 2 Input Phantom Power dan Satu Input External 3.5mm
Zoom H4n. Memiliki 2 Input Phantom Power dan Satu Input External 3.5mm

Silakan Lihat Zoom H4n  di Megakamera.com

Zoom H6 dengan 4 Input Phantom Power. Total ada 6 Channel yang bisa direkam.
Zoom H6 dengan 4 Input Phantom Power. Total ada 6 Channel yang bisa direkam.

Silakan Lihat Zoom H6  di Megakamera.com

Tips Fotografi Long Exposure

Long Exposure
Long Exposure

 Salah satu foto artistic yang bisa diabadikan oleh kamera DSLR Anda adalah dengan memanfaatkan long Exposure. Mengambil kesan bergerak suatu objek atau menangkap keindahan lampu-lampu gedung perkotaan pada malam hari, hanya bisa dilakukan dengan long exposure. Alat yang Wajib digunakan adalah TRIPOD mengingat sedikit saja gerakan di tangan pada saat memegang kamera akan merusak ketajaman gambar Anda.

Beberapa gambar di bawah akan memperlihatkan settingan Kamera untuk beberapa objek yang berbeda.

Long Exposure

Foto angkasa dengan memperlihatkan pergerakan bintang di malam hari ini menggunakan lensa Wide dengan settingan aperture yang kecil agar tajam. Dengan menggunakan Remote Trigger agar hasil foto tidak goyang pada saat menekan tombol Shutter.

Long Exposure2

Long Exposure3
Light Trail

 

Blue Sea Water
Blue Sea Water

Untuk menghasilkan gambar laut dan langit yang dramatis kita perlu memanfaatkan cahaya pada “Golden Hour” yaitu satu jam sebelum matahari terbenam. Pilih objek yang akan difoto kemudian tempatkan Tripod. Gunakan Lensa wide angle, atur focus ke infinity, set mode kamera ke Manual, dan atur shutter speed 5-30 detik.

Kuncinya Anda harus banyak banyak berlatih untuk mengetahui Speed yang cocok untuk kondisi pencayaan tertentu agar tercipta nuansa yang sesuai dengan keinginan Anda. Perlu diingat sekali lagi dari ratusan foto yang Anda coba hasilkan satu atau dua gambar sempurna sudah cukup untuk memuaskan hati kita. Bahkan fotografer profesional sekalipun harus melakukan beberapa kali foto untuk menghasilkan gambar yang sesuai dengan keinginannya.